SILABUS
MATA
PELAJARAN MATEMATIKA
Satuan Pendidikan :
SMAN ...................
Kelas :
XII
Kompetensi Inti
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
3. Memahami,
menganalisis, menerapkan dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual,danprocedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung
Kompetensi Dasar
|
Materi Pokok
|
Indikator
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
Penilaian
|
|
3.1 Menganalisis hubungan kesebangunan dan
kekongruenan antar bangun datar dengan menggunakan aturan sinus dan cosinus
serta sifat-sifat transformasi geometri
4.1
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan hubungan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar
dengan menggunakan aturan sinus dan cosinus serta sifat-sifat transformasi
geometri
|
Geometri Bidang Datar
-
Kesebangunan antar Bangun Datar
-
Kekongruenan antar Bangun Datar
Fakta:
ª
Segiempat
mempunyai empat sisi, sisi-sisinya garis lurus, mempunyai empat sudut, semua
sisinya tidak sama panjang, ruas garis-ruas garis yang membentuk segiempat
dinamakan sisi, perpotongan ruas garis-ruas garis disebut titik sudut, sudut
dibentuk oleh dua ruas garis yang bertumpu pada satu titik yang sama,
segiempat diberinama menurut titik-titik sudutnya secara berurutan.
Konsep
ª
Persegi
adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya
siku-siku, atau persegi adalah belahketupat yang salah satu sudutnya
siku-siku, atau persegi adalah persegipanjang yang dua sisinya yang
berdekatan sama panjang
ª
Persegi
panjang adalah segiempat yang keempat sudutnya siku-siku atau jajargenjang
yang salah satu sudutnya siku-siku
ª
Jajargenjang
adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar , atau segiempat
yang memiliki tepat dua pasang sisi yang sejajar.
ª
Syarat
kekongruenan pada bangun datar adalah sama bentuk dan ukurannya
Prinsip
ª
Pada
persegipanjang ABCD dan persegipanjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 4
: 8 = 1 : 2. Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2.
Prosedur
ª
Di
dalam matematika, dua atau lebih benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama disebut bendabenda yang kongruen
ª
Bangun-bangun
yang kongruen difokuskan pada bangun segitiga. Untuk menunjukkan apakah dua
segitiga kongruen atau tidak, cukup ukur setiap sisi dan sudut pada
segitiga
|
3.1.1
Menjelaskan konsep bangun data
3.1.2
Menjelaskan
barisan dan deret geometri
3.1.3
Menjelaskan
kesebangun dan kekongruenan pada bangun datar
3.1.4
Menjelaskan
kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar dengan menggunakan aturan
sinus dan cosinus serta sifat-sifat transformasi geometri
4.1.1
Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan hubungan kesebangunan dan kekongruenan antar
bangun datar dengan menggunakan aturan sinus dan cosinus serta sifat-sifat
transformasi geometri
4.1.2
Menyajikan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hubungan kesebangunan dan
kekongruenan antar bangun datar dengan menggunakan aturan sinus dan cosinus
serta sifat-sifat transformasi geometri
|
·
Mengamati
dan mengidentifikasi
fakta pada hubungan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun
datar dengan menggunakan aturan sinus dan cosinus serta sifat-sifat
transformasi geometri
·
Mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan hubungan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar dengan
menggunakan aturan sinus dan cosinus serta sifat-sifat transformasi geometri
·
Menyajikan penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan bangun datar
|
·
16
JP
|
·
Buku
paket matematika
·
Buku
lain yang relevan
·
internet
|
· Tertulis
· Penugasan
·
Portofolio
|
|
3.2 Mendeskripsikan
jarak
dalam ruang (antar titik, titik ke garis, dan
titik ke bidang)
4.2 Menentukan jarak dalam ruang (antar titik,
titik ke garis, dan titik ke bidang)
|
Geometri Ruang
- Jarak antar Titik
-
Jarak Titik ke Garis
-
Jarak Titik ke Bidang
Fakta:
ª
Diperlukan
menarik garis lurus yang terdekat dari titik kebidang untuk menentukan jarak
titik pada bidang. Sehingga memotong bidang dan garis tersbut harus tegak
lurus dengan bidang
ª
Untuk
mengukur jarak garis ke bidang yang sejajar, maka terlebih dahulu kita
tentukan titik sembarang pada garis kemudian kita tarik garis lurus dari
titik tersebut ke bidang sehingga garis yang terbentuk tegak lurus terhadap
bidang
Konsep
ª
Jarak
antara dua titik adalah dengan menarik garis hubung terpendek antara kedua
titik tersebut
ª
Jarak titik
ke garis adalah
jarak terdekat sebuah
titik ke garis,
jarak terdekat diperoleh dengan menarik garis yang tegak
lurus dengan garis yang dimaksud
Prinsip
ª
Jarak
antara titik A dan B adalah panjang garis AB
ª
Jarak
titik B dengan garis g adalah panjang garis BB
ª
Dua
garis dikatakan saling bersilang jika kedua garis tersebut
tidak sejajar dan terletak
pada dua bidang yang berbeda
Prosedur
ª
Mengukur jarak
dua bidang
ª
Mengukur
jarak garis ke bidang yang sejajar
|
3.2.1
Menganalisis
jarak antar titik dalam ruang
3.2.2
Menganalisis
jarak antar titik ke garis dalam ruang
3.2.3
Menganalisis
jarak antar titik ke bidang dalam ruang
4.2.1
Menentukan jarak dalam ruang (antar titik,
titik ke garis, dan titik ke bidang)
|
·
Mengamati
dan mengidentifikasi
fakta pada jarak dalam ruang (antar
titik,
titik ke garis, dan titik ke bidang)
·
Mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk menentukan jarak
dalam ruang (antartitik,
titik ke garis, dan titik ke bidang)
·
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan geometri ruang
·
Menyajikan penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan geometri ruang
|
·
24
JP
|
·
Buku
paket matematika
·
Buku
lain yang relevan
·
internet
|
· Tertulis
· Penugasan
·
Portofolio
|
|
3.3 Menentukan dan menganalisis ukuran pemusatan dan
penyebaran data yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penyajian data hasil pengukuran dan pencacahan dalam tabel distribusi
frekuensi dan histogram
|
Statistika
-
Penyajian data
-
Ukuran Pemusatan data
-
Ukuran Penyebaran Data
Fakta:
ª
Setiap
interval memiliki batas bawah, batas atas, dan titik
Konsep
ª
Statistika
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data,
pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan
kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
Prinsip
ª
Mengumpulkan
dan mengolah informasi untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur
untuk menentukan ukuran pemusatan dan penyebaran data yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan histogram
ª
Mengidentifiaksi
ukuran penyebaran data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan histogram
Prosedur
ª
Penyajian
informasi statistika dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan histogram
|
3.3.1
Menjelaskan
statistika
3.3.2
Memahami
cara penyajian data
3.3.3
Mengidentifikasi
ukuran pemusatan data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan histogram
3.3.4
Mengidentifiaksi
ukuran penyebaran data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan histogram
4.3.1
Melakukan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran
dan pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram
|
·
Mengamati
dan mengidentifikasi
faktapada ukuran pemusatan dan penyebaran data yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan histogram
·
Mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk menentukan ukuran pemusatan dan
penyebaran data yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram
·
Mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penyajian data hasil pengukuran dan pencacahan dalam tabel distribusi
frekuensi dan histogram
·
Menyajikan penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan pencacahan dalam
tabel distribusi frekuensi dan histogram
|
·
24
JP
|
·
Buku
paket matematika
·
Buku
lain yang relevan
·
internet
|
· Tertulis
· Penugasan
·
Portofolio
|
|
3.4
Menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
4.4
Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kaidah pencacahan
(aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi)
|
Kaidah
Pencacahan
-
Aturan Penjumlahan
-
Aturan Perkalian
-
Permutasi dan Kombinasi
Fakta:
ª
Kaidah
pencacahan bisa digunakan untuk menentukan alternatif jalur perjalanan untuk
menghemat waktu
ª Matematika merupakan bahasa simbol
Konsep
ª
Pencacahan
(counting) adalah bagian dari matematika kombinatorial.
ª Perkalian-perkalian semua bilangan bulat positif berurut dalam matematika disebut faktorial
Prinsip
ª
Aturan
penjumlahan
Jika
tugas jenis pertama dapat dilakukan
dengan m cara, tugas jenis kedua dapat dilakukan
dengan n cara, dan kedua jenis tugas itu tidak dapat
dilakukan secara simultan, maka banyaknya cara untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut adalah m + n cara”.
ª
Aturan
perkalian
Jika
suatu prosedur dapat dipecah menjadi duatahap, dan jika tahap pertama menghasilkan m
keluaran yang mungkin dan masing-masing keluaran
dilanjutkan ke tahap kedua dengan n keluaran
yang mungkin, maka prosedur tersebut akan menghasilkan m x nkeluaran
yang mungkin
Prosedur
ª
Penyajian
aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi) melalui masalah kontekstual
|
3.4.1
Menjelaskan kaidah pencacahan
3.4.2
Memahami
aturan pencacahan
3.4.3
Menjelaskan
aturan pejumlahan dalam kaidah pencacahan
3.4.4
Menjelaskan
aturan perkalian dalam kaidah pencacahan
3.4.5
Menjelaskan
aturan pemutasian dan kombinasi dalam kaidah pencacahan
3.4.6
Memahami unsur peluang
4.4.1
Melakukan
penyelesaian masalah kontekstual yang berkaitan dengan kaidah pencacahan
(aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi)
|
·
Mengamati
dan mengidentifikasi
faktapada aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan
perkalian, permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
·
Mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi)
·
Menyajikan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi)
|
·
24
JP
|
·
Buku
paket matematika
·
Buku
lain yang relevan
·
internet
|
· Tertulis
· Penugasan
·
Portofolio
|
|
3.5 Mendeskripsikan dan menentukan peluang kejadian majemuk (peluang kejadian-kejadian
saling bebas, saling lepas, dan
kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-kejadian saling bebas, saling
lepas, dan kejadian bersyarat)
|
Peluang
Kejadian Majemuk
-
Kejadian saling bebas
-
Kejadian saling lepas
-
Peluang kejadian bersyarat
Fakta:
ª Peluang suatu kejadian dapat dihubungkan dengan kata
sambung atau
ª Himpunan A dan B dikatakan dua kejadian yang saling
lepas, sebab
A Ç B = Æ.
Berdasarkan teori himpunan :
P (A È B) = P(A) + P(B) – P(A Ç B)
Karena P(A Ç B) = 0, maka
Konsep
ª Kejadian saling bebas adalah kejadian yang tidak
saling memperngaruhi satu sama lain
ª Kejadian saling lepas adalah himpunan kosong dari
irisan dua kejadian
ª Kejadian saling terpisah adalah dua kejadian yang
tidak bisa terjadi secara bersamaan
Prinsip
ª Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan dari
dua kejadian itu merupakan himpunan kosong.
ª Dua kejadian dikatakan saling bebas
(independen) jika terjadinya kejadian yang satu tidak mempengaruhi
kemungkinan terjadinya kejadian yang lain
ª Dua kejadian dikatakan saling
terpisah jika kedua kejadian tersebut tidak dapat terjadi secara
bersamaan
ª Jika dua
keeping mata uang yang homogen dilantunkan bersama-sama, maka kejadian yang
mungkin adalah : S = {(G1,G2), (G1,A2), (A1,G2), (A1,A2)} ® n(s) = 4.
Pada
kejadian mata uang pertama muncul G1 dan
mata uang kedua muncul G2, maka P(G1) = dan P(G2) = . Kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang aling bebas.
P(G1,G2)
= P(G1ÇG2) = P(G1) x P(G2) = x = . Secara umum, jika A dan B merupakan dua kejadian yang
saling bebas maka peluang kejadian A dan B adalah :
Prosedur
ª Menentukan penyajian peluang kejadian majemuk
(peluang kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian
bersyarat) dari suatu percobaan acak
|
3.5.1
Menjelaskan
kejadian saling bebas
3.5.2
Menjelaskan
kejadian saling lepas
3.5.3
Menjelaskan
peluang kejadian bersyarat
4.5.1
Melakukan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang,
kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat)
|
·
Mengamati
dan mengidentifikasi
faktapada peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-kejadian
saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak
·
Mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang kejadian majemuk
(kejadian-kejadian
saling bebas, saling lepas, dan
kejadian bersyarat)
·
Menyajikan masalah yang berkaitan
dengan peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-kejadian saling bebas,
saling lepas, dan kejadian bersyarat)
|
·
24
JP
|
·
Buku
paket matematika
·
Buku
lain yang relevan
·
internet
|
· Tertulis
· Penugasan
·
Portofolio
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar