PELUANG
Teori Peluang
Peluang merupakan sebuah nilai antara 0
hingga 1 yang menggambarkan kemungkinan pada sebuah peristiwa yang akan
terjadi.
- Suatu Eksperimen merupakan pengamatan atas beberapa kegiatan ataupun sebuah pengukuran.
- Suatu hasil merupakan keluaran tertentu dari suatu eksperimen.
- Sebuah kejadian merupakan suatu kumpulan satu hasil atau lebih dari suatu eksperimen.
Beberapa kejadian akan disebut saling
bebas apabila kemunculan seebuah kejadian tidak akan memengaruhi kemunculan
kejadian yang lainnya.
Dan untuk membahas lebih lanjut
mengenai teori peluang, kita akan berikan beberapa hal yang berhubungan teori
peluang.
Diantaranya yaitu: kejadian
majemuk, aturan perkalian dan faktorial, permutasi, kombinasi
dan Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan peluang suatu kejadian,
serta peluang kejadian majemuk.
Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika
Untuk memahami teori peluang, akan
kami berikan ilustrasi agar memudahkan proses pemahaman kalin. Berikut
ilustrasinya.
Apabila kalian diperintah oleh ibu
kalian untuk merapikan bola warna-warni yang kalian punya ke dalam kotak
mainan.
Tetapi secara tiba-tiba, adik kalian
yang masih kecil minta diambilkan bola. Secara acak, kalian akan mengambil kembali
bola tersebut kan?.
Nah, peluang terambilnya bola warna biru serta merah
kira-kira ada berapa ya guys? Kejadian tersebutlah bisa kita jawab
dengan cara mempelajari materi kejadian majemuk di dalam teori peluang
matematika.
Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau
percobaan yang berlangsung lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian
baru, di mana kejadian baru tersebutlah yang disebut sebagai kejadian majemuk.
Adapun beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian
majemuk, diantaranya yaitu:
1. Dua Kejadian Sembarang
Dalam dua kejadian sembarang A serta B
dalam ruang sampel S, maka akan berlaku rumus:
P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)
Sebagai:
Diketahui dari 45 siswa dalam suatu
kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel Matematika, 22 siswa suka pada
mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka kedua-duanya.
Diketahui:
- n(S) = 45
- Suka Matematika, n(M) = 28
- Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
- Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Jawab:
- n(S) = 45
- Suka Matematika, n(M) = 28
- Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
- Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10
Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau
Bahasa Inggris adalah:
P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)
= 28/45
+ 22/45 – 10/45
= 40/ 45
= 8/ 9
= 40/ 45
= 8/ 9
2. Komplemen Suatu Kejadian
Adapun
rumus untuk mencari komplemen pada suatu kejadian, yaitu:
P (Ac) = 1 – P (A)
Sebagai contoh:
Suatu
dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu lebih
dari dua.
Jawab:
Suatu
dadu dilempar sekali, sehingga n (S) = 6
Apabila
A = {mata dadu lebih dari sama dengan 2}
Maka
dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } =
{1, 2}, n(Ac) = 2
P (Ac)
= n(Ac)/ n(S) = 2/ 6 = 1/ 3
Sehingga,
P (A) = 1 – P (Ac)
= 1 – 1/3
= 2/ 3
= 1 – 1/3
= 2/ 3
Sehingga,
peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 yaitu 2/3.
3. Dua Kejadian Saling Lepas
Adapun
rumus untuk menentukan dua kejadian saling lepas, yaitu:
P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
Contoh:
Pada
pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu dengan
mata 1 atau 3 ?
Jawab:
A =
{1}, B = {3}
n(A)
= 1, n(B) = 1
Peluang
untuk memperoleh dadu mata 1 atau 3, yaitu:
P (A
∪ B) = P(A) + P (B)
P (A ∪ B) = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3
P (A ∪ B) = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3
4. Dua Kejadian Saling Bebas
Kejadian
A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B
dan kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
Contoh:
Apabila
peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra
bisa menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa
menyelesaikan soal tersebut yaitu …
Jawab:
P(A)
= 0,4
P(B)
= 0,3
Peluang
Gilang dan Putra bisa menyelesaikan soal adalah:
P (A
∩ B) = P (A) X P (B) = 0,4 x 0,3 = 0,12
5. Dua Kejadian Bersyarat
Apabila
kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:
P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩
B) = P(A) x P(B | A)
Sebagai
contoh:
Suatu
dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan
syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.
Jawab:
Diketahui;
S =
{1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
A = Kejadian munculnya angka prima
A = {2, 3, 5}, n(A) = 3
A = Kejadian munculnya angka prima
A = {2, 3, 5}, n(A) = 3
P(A)
= n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2
B =
Kejadian muncul mata dadu ganjil
B =
{1, 3, 5}
P(A)
= n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2
Peluang
munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima
terlebih dahulu adalah:
P(B
| A) = P (A ∩ B)/ P(A) = 1/4 / 1/2 = 1/2
Sesudah kalian selesai mempelajari semua peluang
kejadian majemuk, maka
bisa
kita simpulkan bahwa:
Rumus Formula Kejadian Majemuk
No.
|
Jenis Kejadian Majemuk
|
Rumus
|
1
|
Dua Kejadian Sembarang
|
P (A ∪ B) = P
(A) + P (B) – P (A ∩ B)
|
2
|
Komplemen Suatu Kejadian
|
P (Ac) = 1 – P (A)
|
3
|
Dua Kejadian Saling Lepas
|
P (A ∪ B)
= P(A) + P (B)
|
4
|
Dua Kejadian Saling Bebas
|
P (A ∩ B) = P (A) X P (B)
|
5
|
Dua Kejadian Bersyarat
|
P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)
|
Melanjutkan
teori peluang, di bawah ini akan kami jelaskan mengenai aturan
perkalian dan faktorial, permutasi, kombinasi dan
Binomial Newton, percobaan ruang sampel dan peluang suatu kejadian,
dan peluang kejadian majemuk.
Perhatikan baik-baik ya.
Aturan Perkalian dan Faktorial dalam Teori Peluang
Pernahkah
kalian hendak pergi ke suatu tempat, namun ternyata langit mendung, tampak
gelap, hingga angin bertiup lebih kencang dari biasanya?
Lalu,
kalian berpikir kemungkinan besar sebentar lagi akan turun hujan.
Nah, tanpa kalian sadari, sebetulnya
kalian sudah menerapkan teori peluang dalam kehidupan sehari hari lho.
Nah, agar kita lebih paham mengenai teori
peluang ini yuk kita pelajari aturan perkalian dan faktorial dalam teori
peluang.
Di
dalam kita mempelajari teori peluang, kalin juga harus mengetahui tentang kaidah
pencacahan.
Yang berarti sebuah ilmu yang berhubugan dengan menentukan atau mencari
banyaknya cara suatu percobaan bisa terjadi.
Hal
dasar yang harus dapat kalian pahami dalam mempelajari kaidah pencacahan antara
lain yaitu aturan perkalian, faktorial, serta permutasi.
A. Aturan Perkalian
Apabila
sebuah kejadian bisa terjadi dalam m cara serta kejadian kedua bisa terjadi
dalam n cara, maka pasangan kejadian bisa terjadi:
Rumus Formula Aturan Perkalian
m x n cara
Keterangan:
m:
merupakan kejadian pertaman.
n: merupakan kejadian kedua.
n: merupakan kejadian kedua.
Prinsip
ini bisa digenerelasasikan dalam memasukan banyak kejadian yang bisa
berlangsung di dalam n1,n2,n3,…nk cara.
Banyaknya
k kejadian bisa berlangsung atau terjadi dalam n1.n2.n3.…nk cara.
Sebagai contoh:
Gilang
memiliki 3 celana berwarna hitam, biru dan juga merah serta memiliki 4 kaos
berwarna biru, merah, kuning, dan juga merah muda. Berapa banyak pasang cara
Gilang untuk memilih celana serta baju?
Jawab:
n1 =
Kejadian 1 (celana) = 3
n2 =
Kejadian 2 (kaos) = 4
Banyak
pasang cara Gilang dalam memilih celana dan baju adalah:
n1 × n2 =
3 × 4 = 12 cara.
B. Faktorial
Dalam
pelajaran matematika, faktorial dari bilangan asli n merupakan suatu hasil
perkalian antara bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n.
Faktorial
juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf: n! dan dibaca
n faktorial.
Bentuk
dari faktorial, yakni:
Rumus Formula Faktorial
n! =
n . (n -1) . (n – 2) . ….. (n – n + 1)
yang
mana, untuk 0! = 1! = 1, sehingga akan menjadi:
2! =
2.1 = 2
3! =
3.2.1 = 6
4! =
4.3.2.1 = 24
5! =
5.4.3.2.1 = 120
dan
begitu juga seterusnya.
Sebagai contoh:
Tentukan
faktorial nilai dari:
1.
10!.3!/ 81.4! =
2.
6! + 4!/ 5! – 7!/ 5! =
Jawab:
Jenis Permutasi
Sesudah
kita belajar mengenai aturan perkalian sera faktorial dalam
teori peluang, maka selanjutnya kita akan membahas mengenai permutasi.
Permutasi merupakan suatu susunan unsur berbeda yang terbentuk dari n unsur,
diambil dari n unsur ataupun sebagian unsur.
Permutasi
bisa dikelompokkan menjadi beberapa macam.
Dan
di dalam kali ini kita akan belajar mengenai jenis permutasi dalam teori
peluang. Kira-kira apa saja ya jenis-jenis permutasi tersbut? Selengkapnya
simak baik-baik ulasan di bawah ini.
Rumus Formula Permutasi
No.
|
Jenis Permutasi
|
Rumus
|
1
|
Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen
|
P(n,n) = n! atau nPn = n!
|
2
|
Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari r unsur darin elemen r
< n.
|
P(n-r) = nPr = Pnr
= n!/ (n – r)!
|
3
|
Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q serta r unsur yang sama.
|
P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2! … kt!
|
4
|
Permutasi siklis.
|
nPsiklis
= (n – 1)!
|
5
|
Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur.
|
Pn = nk
|
1. Permutasi dari n elemen, tiap permutasi terdiri dari n elemen
Jika
ada unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyaknya susunan (permutasi) yang
berbeda dari n unsur tersebut adalah
P(n,n) =
n! atau nPn = n!
Sebagai contoh:
Dalam
menyambut suatu pertemuan delegasi negara yang dihadiri sebanyak lima negara,
panitia akan kemudian memasang kelima bendera dari lima negara yang nantinya
akan hadir.
Banyaknya
cara panitia dakam menyusun kelima bendera tersebut terdapat berapa cara?
Jawab:
Dari
lima bendera yang tersedia, itu artinya n = 5, maka banyak susunan bendera yang
mungkin adalah:
5! =
5.4.3.2.1 = 120 cara.
2. Permutasi n elemen, masing-masing permutasi terdiri dari r unsur
dari n elemen dengan r ≤ n
Untuk
seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi dari n
objek yang diambil r objek dalam satu waktu yaitu:
P(n-r) = nPr
= Pnr = n!/ (n – r)!
*syarat urutan perlu diperhatikan
*syarat urutan perlu diperhatikan
Contoh:
Banyak
cara dalam memilih seorang ketua, sekertaris dan juga bendahara dari 8 siswa
yang tersedia ialah…
Jawab:
Diketahui:
- Banyak siswa, n = 8
- Ketua, sekretaris serta bendahara (banyak pilihan objek), r = 3
Sehingga:
3. Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama
Rumus
yang digunakan adalah:
P(n,k1,k2, kt) = n!/ k1!k2!
… kt!
Keterangan:
n =
merupakan banyaknya elemen seluruhnya
k1 = merupakan banyaknya elemen kelompok 1 yang sama
k2 = merupakan banyaknya elemen kelompok 2 yang sama
…
kt = merupakan banyaknya elemen kelompok kt yang sama
t = 1,2,3,…dst.
k1 = merupakan banyaknya elemen kelompok 1 yang sama
k2 = merupakan banyaknya elemen kelompok 2 yang sama
…
kt = merupakan banyaknya elemen kelompok kt yang sama
t = 1,2,3,…dst.
Sebagai contoh:
Banyaknya
cara dalam menyusun dari kata ”BASSABASSI” yaitu…
Jawab:
Dari
kata ”BASSABASSI”, banyak huruf (n) adalah = 10
Diketahui:
k1 =
huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1
Penyelesaian:
P(10,2,3,4,2)
= 10!/ 2!.3!.4!.2! = 10.9.8.7.6.5.4!/ 2.1.3.2.1.4!.2.1 = 1260 cara.
4. Permutasi
Siklis
Permutasi
siklis merupakan permutasi melingkar (atau untuk urutan melingkar).
Rumus
yang digunakan dalam permutasi siklis adalah:
nPsiklis = (n – 1)!
Sebagai contoh:
Dari
5 orang anggota keluarga akan segera duduk mengelilingi suatu meja bundar,
banyaknya cara untuk susunan yang bisa dibuat dari 5 orang tersebut yaitu…
Jawab:
Banyak
orang (n) = 5, sehingga:
5Psiklis = (5 – 1)! =
4! = 4.3.2.1 = 24 cara.
5. Permutasi berulang dari n unsur, tipe permutasi terdiri dari k unsur
Rumus
yang digunakan adalah:
Pn = nk
Contoh:
Banyaknya
susunan 3 bilangan dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 ialah…
Jawab:
Banyak
susunan 3 bilangan, itu artinya bilangan ratusan, k = 3
Banyak angka yang akan disusun adalah n = 6
Banyak susunan 3 bilangan dari angka 1, 2, 3, 4, 5, serta 6:
Banyak angka yang akan disusun adalah n = 6
Banyak susunan 3 bilangan dari angka 1, 2, 3, 4, 5, serta 6:
P6 =
63 = 216 susunan.
Kombinasi dan Binomial Newton
Selanjutnya
kita akan fokus ke pembahasan kombinasi dan binomial Newton. Dan
kita akan bahas satu persatu ya. Simak baik-baik ulasan di bawah ini.
A. Kombinasi
Kombinasi
merupakan suatu pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.
Kombinasi
pada umumnya dinotasikan seperti:
Cnr = nCr
Untuk
seluruh bilangan positif n serta r, dengan r ≤ n r ≤ n, banyaknya kombinasi r
objek yang diambil dari n objek dalam waktu yang sama, adalah:
Rumus atau Formula Kombinasi
nCr = n!/ (n-r)!r!
Sebagai contoh:
Soal 1.
Banyak
cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket dari 9 orang yaitu…
Jawab:
Diketahui:
Suatu
tim basket terdiri atas 5 orang, r = 5
Banyak orang yang bisa dipilih adalah n = 9
Banyak orang yang bisa dipilih adalah n = 9
Banyak
cara untuk memilih pemain inti dari suatu tim basket adalah:
nCr= 9!/ (9-5)!5! = 9.8.7.6.5!/ 4!.5! =
9.8.7.6/4.3.2.1 = 126 cara
Soal 2.
Dari
total 4 penyanyi sopran serta 5 penyanyi alto akan dipilih empat orang pengurus
paduan suara.
Berapa
banyak pilihan yang berbeda yang nantinya akan didapatkan apabila dipilih 2
orang penyanyi sopran serta 2 orang penyanyi alto?
Jawab:
Banyaknya
cara dalam memilih pengurus paduan suara adalah:
B. Binomial Newton
Binomial
Newton merupakan suatu teorema yang menerangkan tentang mengenai
pengembangan eksponen dari penjumlahan antara dua variabel (binomial).
Dalam
Binomial Newton memakai koefisien-koefisien (a + b)n.
Sebagai
contoh, n = 2 diperoleh dari: (a + b)2 = (1) a2 +
2ab + (1)b2
Koefisien-koefisien
hasil penjabaran (a + b)2 merupakan 1, 2, 1 yang senilai dengan C(2,0)
serta C(2,2) bisa kita tuliskan menjadi:
(a + b)2 = C(2,0)
a2 + C(2,1) + ab + C(2,2) b2
Rumus atau Formula Binomial Newton
Secara
umum akan berlaku:
(a + b)2 = C(n,0)
a2 + C(n,1) an-1 + C(n,2) an-2 + …. + C(n,r)an-r
br+ C(n,n) bn
Apabila
ditulis dalam notasi sigma, maka akan di dapatkan:
Sebagai contoh:
Suku
ke-7 dari (2x + y)15 yaitu…
Jawab:
Diketahui:
n =
15
r = 7 – 1 = 6
r = 7 – 1 = 6
Sehingga:
Mengetahui Percobaan, Ruang Sampel, dan Menghitung Peluang Kejadian
Dan
yang terakhir dalam teori peluang, kita akan mempelajari mengenai percobaan,
ruang sampel dan peluang menghitung suatu kejadian. Yuk, kita bahas satu persatu, simak baik-baik ya.
A. Percobaan
Sifat
dasar percobaan adalah:
- Pada masing-masing jenis percobaan memiliki kemungkinan hasil atau peristiwa atau kejadian yang akan terjadi.
- Hasil dari masing-masing percobaan tersebut secara pasti akan sulit ditentukan.
Ilustrasi:
No.
|
Percobaan
|
Kemungkinan Hasil
|
1
|
Melempar satu keping mata uang logam
|
Muncul gambar (G) atau angka (A)
|
2
|
Melempar satu buah dadu
|
Muncul mata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
|
B. Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Titik sampel adalah anggota-anggota dari
ruang sampel, sedangkan kumpulan dari beberapa titik sampel
disebut kejadian.
Banyak ruang sampel disimbolkan dengan n(S).
Sebagai contoh:
Satu
buah koin di lempar sebanyak 3 kali, maka dari itu ruang sampel daserta
banyaknya sampel dari percobaan pelemparan koin tersebut ialah…
Jawab:
Kemungkinan:
- Koin ke-1 : A A A G A G G G
- Koin ke-2 : A A G A G A G G
- Koin ke-3 : A G A A G G A G
Maka;
S =
{(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG), (GAG), (GGA), (GGG)}
n(S)
= 8
C. Peluang Kejadian
Sebagai
cotoh S merupakan ruang sampel dari sebuah percobaan dengan masing-masing
anggota S mempunyai kesempatan muncul yang sama dan K merupakan sebuah kejadian
dengan K⊂S, sehingga peluang kejadian K adalah:
Rumus atau Formula Peluang Kejadian
P(K) = n(K) / n(S)
dengan
0 ≤ P(K) ≤ 1,
Ketarangan:
n(K):
merupakan banyak anggota dalam kejadian K.
n(S): merupakan banyak anggota dalam himpunan ruang sampel.
n(S): merupakan banyak anggota dalam himpunan ruang sampel.
Sebagai contoh:
Satu
buah dadu dilempar undi satu kali, peluang munculnya angka bilangan prima
yaitu…
Jawab:
Diketahui:
- Ruang sampel dadu adalah (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6
- Muncul angka prima adalah (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3
Sehingga
peluang munculnya angka bilangan prima adalah:
P(K)
= n(K) / n(S) = 3/ 6 = 1/ 2
D. Peluang komplemen dari suatu kejadian
P(K)
merupakan sautu peluang kejadian K dan juga P(Kc) = P(K’) merupakan suatu
peluang kejadian bukan K, maka akan berlaku:
Rumus atau Formula Peluang komplemen dari suatu kejadian
P(K) + P(Kc) = 1
P(Kc) = 1 – P(K)
P(Kc) = 1 – P(K)
Sebagai contoh:
Peluang
Gilang akan lulus ujian Matematika ialah 0,89, sehingga peluang Gilang tidak
lulus ujian Matematika yaitu …
Jawab:
Diketahui:
- K = merupakan kejadian Rina lulus ujian Matematika = 0,89
- Kc = merupakan kejadian Rina tidak lulus ujian Matematika
Peluang
Rina tidak lulus ujian Matematika adalah:
P(Kc)
= 1 – P(K) = 1 – 0,89 = 0,11
E. Frekuensi Harapan
Frekuensi
harapan merupakan banyaknya kejadian yang diharapkan bisa berlangsung
atau terjadi pada sebuah percobaan.
Apabila
sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali serta nilai kemungkinan
berlangsung kejadian K pada masing-masing percobaan ialah P(K), maka frekuensi
harapan kejadian K yaitu:
Rumus atau Formula Frekuensi Harapan
Fh(K) = n x P(K)
Sebagai contoh:
Satu
buah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata
dadu faktor dari 6 yaitu …
Jawab:
Diketahui:
- S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6
- K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4
- n = Banyak lemparan = 120
Sehingga;
P(K)
= n(K) / n(S) = 4/ 6 = 2/ 3
Sehingga
frekuensi harapan muncul faktor dari 6 yaitu:
Fh(K)
= n x P(K) = 120 x 2/ 3 = 80 kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar